Penggunaan agents hayati yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan,adalah alternatif yang baik untuk menggantikan penggunaan pestisida kimia,selain aman juga dapat diperbanyak sendiri dengan mudah sehingga dapat menekan biaya operasional, salah satu agents hayati yang mudah untuk diperbanyak adalah Nematoda Patogen Serangga (NPS),yaitu hewan golongan cacing yang amat kecil,tidak kelihatan dengan mata telanjang.
NPS merupakan parasit bagi ulat serangga.NPS ini dapat digunakan untuk menghalau hama-hama penggerek batang padi.
Alat-alat yang dibutuhkan:( dicopas dari http://isroi.wordpress.com/)
- Bak plastik yang tutupnya diberi jendela dan ditutup kain kassa. Fungsi jendela ini untuk aerasi.
- Kertas merang atau kertas saring atau kertas tissue. Manfaatnya untuk menyerap air dan menjaga kelembaban.
- Alat gelas kecil
- Kain kecil yang bersih
- Pinset jika ada
- Botol untuk menampung NPS
Bahan:
- Bibit/kultur NPS
- Ulat hongkong, biasa tersedia di toko penjual makanan burung
Gambar 1. Ulang hongkong dipakai sebagai inang pembiakan NPS
- Air bersih, bisa pake air mineral,
- Pelet untuk pakan ulat hongkong.
Cara perbanyakkannya:
NPS diperoleh dari balai/puslit/universitas yang memiliki kultur stok ini. Bibit ini sekali saja membelinya, setelah itu bisa dipelihara sendiri dan dipakai terus menerus.
Gambar 2. Kultur stok NPS yang disimpan di dalam botol air kemasan
Siapkan bak plastik kecil yang ditutupnya telah diberi jendela.
Siapkan bak plastik kecil yang ditutupnya telah diberi jendela.
Gambar 3. Bak plastik untuk tempat pembiakan NPS
- Letakkan lembaran kertas merang/tissue ke dalam bak plastik.
- Tuangkan air kultur NPS ke di atas kertas hingga basah. Sisa air dimasukkan kembali ke dalam botol.
Gambar 4. Kertas dibasahi dengan kultur NPS hingga seluruh kertas basah oleh air
Ulat hongkong diletakkan di atas kertas.
Ulat hongkong diletakkan di atas kertas.
Gambar 5. Ulat hongkong diletakkan ke dalam bak yang sudah ada NPS-nya.
Dengan cara ini maka nematode akan menginfeksi ulat hongkong. Nematoda akan berkembang biak di dalam inang itu sehingga akhirnya ulat mati. Jangan lupa diberi sedikit pellet untuk makanan ulat hongkong.
Bak plastik ditutup dan diinkubasi selama 2 hari.
Bak plastik ditutup dan diinkubasi selama 2 hari.
Gambar 6. Bak plastik ditutup dan diinkubasi selama 2 hari.
Dalam waktu 2 hari, ulat yang terinfeksi akan mati. Ulat yang mati karena terinfeksi nematode berwarna coklat cerah. Ulat mati yang berwarna hitam atau coklat tua bukan mati karena infeksi nematode.
Gambar 7. Ulat yang mati karena nematode.
Siapkan bak lain untuk tempat panen nematode. Dalam bak itu diletakkan tempat alas gelas kecil yang diletakkan dalam posisi terbalik. Tambahkan air di dalam bak tersebut. Kemudian tutup alas gelas dengan kain putih bersih. Basahi juga kain tersebut.
Siapkan bak lain untuk tempat panen nematode. Dalam bak itu diletakkan tempat alas gelas kecil yang diletakkan dalam posisi terbalik. Tambahkan air di dalam bak tersebut. Kemudian tutup alas gelas dengan kain putih bersih. Basahi juga kain tersebut.
Gambar 8. Alat gelas yang diletakkan dalam posisi terbalik.
Ulat yang mati karena nematode dipilih dan dipisahkan dari ulat-ulat yang lain. Ulat-ulat tersebut diletakkan di atas kain yang telah disiapkan sebelumnya.
Ulat yang mati karena nematode dipilih dan dipisahkan dari ulat-ulat yang lain. Ulat-ulat tersebut diletakkan di atas kain yang telah disiapkan sebelumnya.
Gambar 9. Ulat yang mati terinfeksi nematode diletakkan di atas kain basah.
Gambar 10. Ulat mati terinfeksi nematode di atas kain basah.
Kemudian ulat ini dibiarkan hingga 21 hari. Nematoda akan berkembang biak di dalam tubuh inang. Ketika cairan tubuh inang mulai habis, nematode akan keluar dari tubuh inang dan akan mengikuti air ke bawah nampan. Pada hari ke-16 nematoda akan mulai keluar. Hal ini ditunjukkan dengan air yang mulai keruh. Pindahkan air yang telah keruh ini ke dalam botol penyimpanan. Tambahkan lagi air ke dalam bak plastik. Ulat akan keluar lagi pada hari ke-18 dan 21. Setelah 21 hari ulat sudah kering dan nematode sudah tidak lagi ada di dalam ulat.
Nematoda di simpan di dalam botol.
Gambar 11. Nematoda di simpan di dalam botol sebelum dipakai.
Satu botol NPS dilarutkan untuk 2 tangki penyemprot. NPS ini siap disemprotkan ke padi di lahan.
Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari karena nematoda rentan terhadap sinar matahari dan kekeringan.Hanya dibutuhkan waktu satu malam untuk NPS agar dapat menemukan hama penggerek batang padi.
Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari karena nematoda rentan terhadap sinar matahari dan kekeringan.Hanya dibutuhkan waktu satu malam untuk NPS agar dapat menemukan hama penggerek batang padi.
NPS ini diformulasikan menjadi bioinsektisida dengan bahan pembawa berupa spon. Spon yang berisi NPS sudah ada dalam bentuk kemasan siap pakai dan dengan harga yang terjangkau.Produk ini cukup dibeli 1 kali saja,selanjutnya dapat dengan mudah untuk diperbanyak sendiri .Produk ini bisa didapatkan di Universitas Jember,atau dapat menghubungi BBP-OPT Jatisari untuk keterangan lebih lanjut.
sumber: http://isroi.wordpress.com/ ,http://erlanardianarismansyah.wordpress.com/
sumber: http://isroi.wordpress.com/ ,http://erlanardianarismansyah.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar