Sabtu, 21 Agustus 2010

Nasib lahan pertanian di Karawang


Seandainya kita berjalan di Karawang,sepanjang mata memandang, kita dapat melihat hamparan sawah.Tetapi sawah yang ada tak lagi hijau semua,bercampur dengan warna kuning dan coklat.Semua ini diakibatkan karena serangan hama wereng coklat dan penyakit kerdil (yang berwarna coklat), penyakit hawar daun (berwarna kuning).Semua ini berlangsung dengan sangat cepat.
Kami sendiri tidak pernah menyangka bahwa kejadiannya seburuk ini.Menurut cerita orang tua,kejadian ini pernah berlangsung pada tahun 1978. Sekarang kejadian yang sama berulang kembali.

Padahal perkiraan serangan hama wereng coklat ini sudah diramalkan oleh Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) di Jatisari pada pertengahan tahun 2009,informasi ini kami dapatkan langsung dari petugas balai tersebut.Ironisnya,informasi yang sangat berharga ini,seolah-olah, tidak sampai kepada para petani di Karawang,terlihat dari ketidaksiapan para petani dalam menghadapi serangan hama ini,dinas pertanian Karawang sendiri,melalui petugas PPL, terlihat sangat tidak sigap dalam membantu para petani.

Tidak ada tindak pencegahan awal yang diambil untuk mengantisipasi hama wereng ini,sehingga korban berjatuhan satu persatu.Sungguh amat disayangkan keterlambatan ini,akhirnya menjelang hari raya Idul Fitri ini,pada kenyataannya banyak kaum petani Karawang yang menangis sedih karena gagal panen.Semua langkah sudah diambil untuk menyelamatkan tanaman padi mereka,baik dengan penyemprotan pestisida yang setiap 5 hari sekali,tetapi semua tidak mampu mengatasinya.Rasa frustrasi dan pasrah dengan ketidakberdayaan,akhirnya membuat sebagian petani,meninggalkan sawahnya,enggan untuk melihat keadaannya.

Entah siapa yang bisa menjawab,mengapa keterlambatan pengambilan tindakan preventif ini terjadi.Yang sudah pasti para petanilah yang jadi korban.Dengan harga pupuk yang tinggi,dengan harga pestisida yang mahal,dengan harapan agar panen dapat berhasil,pada kenyataannya hal pahit yang harus ditelan.Dengan tidak menyalahkan pihak manapun,marilah dalam bulan puasa ini,coba direnungkan langkah apa yang harus diambil untuk setidaknya meringankan beban mereka ke depan.Rencana pengeringan irigasi total  pun,tidak dapat menyelesaikan permasalahan ini.Tetap akan menjadi bom waktu bagi para petani.Kami hanya mampu menyumbangkan tulisan-tulisan mengenai masalah pertanian,tetapi tanpa bantuan dan uluran tangan pihak-pihak yang berwenang,sulit untuk menyebarkannya kepada para petani.Mudah-mudahan kelak ada yang menyambut baik ajakan kami ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar