Sabtu, 16 Oktober 2010

MEMBUAT PUPUK ORGANIK CAIR SENDIRI

Dalam bertani dengan murah dan mudah, salah satu komponen biaya yang dapat dihemat adalah dengan membuat pupuk cair sendiri.Di sekeliling kita banyak sekali bahan baku dan limbah yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk cair dalam jumlah besar.

Selain kompos yang berfungsi sebagai pupuk dasar,ada baiknya diberikan juga pupuk cair sebagai pupuk tambahan.Pemilihan pupuk cair ini dengan alasan agar lebih mudah diserap oleh tanaman.Banyak sekali literatur mengenai tata cara pembuatan pupuk cair.Kami pilihkan salah satu artikel dari seorang praktisi lapangan yang kami kagumi, Bang Syam Asinar Radjam dengan blognya yang bernama dusunlaman (http://dusunlaman.net/).

Bahan dan alat yang dibutuhkan:
1.Kotoran domba/kambing
2.Air bersih
3.Ragi tape(boleh ditambahkan dengan mol buatan sendiri)
4.Drum plastik ukuran volume 100-120 liter air

Cara pembuatannya dapat dibuat dengan 4 langkah sederhana,yang bisa dilihat pada gambar di bawah ini



Dengan cara seperti di atas,dalam waktu seminggu,pupuk cair sudah siap digunakan,cara penggunaannya,campurkan 15 cc pupuk cair untuk setiap 1 liter air,diberikan pada tanaman seminggu sekali.
(sumber diambil dari http://dusunlaman.net/?p=227)

Jika sulit untuk mendapatkan kotoran hewan, dapat pula disiasati dengan cara yang diajarkan kang Utju Suiatna dari Ganesha Organic SRI,caranya:

Disiapkan tong plastik untuk diisi dengan air biasa,jika ada air kolam,boleh digunakan karena airnya mengandung populasi mikroba yang besar.Kemudian dikumpulkan daun-daunan dan rumput-rumputan yang mudah busuk seperti daun kipait yang biasa tumbuh liar di pinggir-pinggir jalan.Baik daun dan rumput dikumpulkan dalam karung goni kemudian diikat.Langkah selanjutnya karung goni direndam di dalam air pada tong plastik.Untuk menambah populasi mikrobanya dapat ditambahkan mol yang dibuat sendiri ke dalam air.Tutup tong plastik rapat,dan dibiarkan selama seminggu.Hasilnya daun kipait dalam karung akan menyerupai kotoran sapi baik dari bentuk maupun baunya,sedangkan airnya akan menyerupai urine sapi.
(sumber diambil dari:  http://www.healthy-rice.com/artikel08.html)

Pada setiap fase pertumbuhan pada tanaman,diperlukan kandungan tinggi yang berbeda.Pengetahuan akan pupuk dengan unsur N,P dan K tinggi yang berbeda berguna  untuk memahami unsur apa yang sangat dibutuhkan tanaman pada setiap fasenya.Kebetulan ada literatur mengenai cara pembuatan dengan kandungan tinggi yang berbeda.Tulisan ini merupakan pedoman tepat guna dari Universitas Islam Indonesia.

1.Pupuk cair dengan kandungan N tinggi.
   Bahan-bahan:
   - 5 kg akar kacang tanah
   - Mikroorganisme lokal (mol) buatan sendiri
   - 5 kg rumput marenggo,bandotan,daun bambu kering,daun salam,daun sirsak
   - 30 liter air kelapa
   -  1 kg air gula
   - urine sapi
   Alat-alat: parang,ember,plastik,tali,tong plastik
Cara pembuatan: masukkan semua bahan ke dalam tong,tutup rapat dengan plastik.biarkan selama 2-3  minggu.Setelah masa tersebut,pupuk bisa dipakai dengan terlebih dahulu disaring sampai bersih.Penggunaannya setiap 1 liter pupuk cair dicampur dengan 15-20 liter air.

Pupuk dengan kandungan N tinggi digunakan pada masa pertumbuhan tanaman/vegetatif. Kegunaannya untuk membangun pertumbuhan akar,batang dan daun.

2.Pupuk cair dengan kandungan P tinggi.
   Bahan-bahan:
   - Batang pisang yang dipotong secara vertikal
   - 1 kg gula pasir
   -  Mikroorganisme Lokal (mol) buatan sendiri

Cara pembuatannya:  batang pisang yang sudah dipotong vertikal dimasukkan ke dalam tong dan disusun rapi dengan posisi pori-pori menghadap ke atas,kemudian tong diisi dengan air  yang telah dicampur dengan gula pasir dan mol buatan sendiri.Selanjutnya tong ditutup rapat dengan plastik.Kemudian didiamkan selama 2-3 minggu.Setelah masa tersebut,pupuk cair bisa digunakan, dengan terlebih dahulu disaring sampai bersih.Penggunaanya setiap 1 liter pupuk cair dicampur dengan 15-20 liter air.

Pupuk dengan kandungan  P tinggi digunakan pada masa setelah bunga selesai atau mendekati masa pembentukan buah.

3.Pupuk cair dengan kandungan K tinggi.
   Bahan-bahan:
   - Serabut kelapa
   - 1 kg gula pasir
   - Mikroorgansime Lokal (mol) buatan sendiri.

Cara pembuatannya: semua serabut kelapa dimasukkan ke dalam air yang sudah ditambahkan gula dan dicampur dengan mol buatan sendiri.Didiamkan selama 2-3 minggu.Setelah masa tersebut,pupuk cair bisa digunakan dengan terlebih dahulu disaring sampai bersih.Penggunaan pupuk cair dengan kandungan K tinggi ini diaplikasikan  bersama dengan pupuk cair dengan kandungan P tinggi pada masa tanaman mulai tumbuh dan mulai berbuah.berfungsi untuk mengisi buah.

Cara menggabungkan kedua pupuk cair ini adalah sebagai berikut: 1 liter pupuk cair dengan kandungan P tinggi yang belum ditambah dengan air ditambahkan dengan  1 liter pupuk cair dengan kandungan K tinggi yang sudah ditambahkan dengan 15-20 liter air.Hasil gabungan kedua pupuk cair ini dapat diberikan langsung  ke lahan.

daun marenggo

bandotan

kacang tanah























daun sirsak


daun salam

Minggu, 03 Oktober 2010

MENGATASI HAMA PENGGEREK BATANG PADI



Penggunaan agents hayati yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan,adalah alternatif yang baik untuk menggantikan penggunaan pestisida kimia,selain aman juga dapat diperbanyak sendiri dengan mudah sehingga dapat menekan biaya operasional, salah satu agents hayati yang mudah untuk diperbanyak adalah Nematoda Patogen Serangga (NPS),yaitu hewan golongan cacing yang amat kecil,tidak kelihatan dengan mata telanjang.


NPS merupakan parasit bagi ulat serangga.NPS ini dapat digunakan untuk menghalau hama-hama penggerek batang padi.


Alat-alat yang dibutuhkan:( dicopas dari http://isroi.wordpress.com/)

  • Bak plastik yang tutupnya diberi jendela dan ditutup kain kassa. Fungsi jendela ini untuk aerasi.
  • Kertas merang atau kertas saring atau kertas tissue. Manfaatnya untuk menyerap air dan menjaga kelembaban.
  • Alat gelas kecil
  • Kain kecil yang bersih
  • Pinset jika ada
  • Botol untuk menampung NPS
Bahan:
  • Bibit/kultur NPS
  • Ulat hongkong, biasa tersedia di toko penjual makanan burung
Gambar 1. Ulang hongkong dipakai sebagai inang pembiakan NPS
  • Air bersih, bisa pake air mineral,
  • Pelet untuk pakan ulat hongkong.

Cara perbanyakkannya:


NPS diperoleh dari balai/puslit/universitas yang memiliki kultur stok ini. Bibit ini sekali saja membelinya, setelah itu bisa dipelihara sendiri dan dipakai terus menerus.
Gambar 2. Kultur stok NPS yang disimpan di dalam botol air kemasan


Siapkan bak plastik kecil yang ditutupnya telah diberi jendela.
Gambar 3. Bak plastik untuk tempat pembiakan NPS
  1. Letakkan lembaran kertas merang/tissue ke dalam bak plastik.
  2. Tuangkan air kultur NPS ke di atas kertas hingga basah. Sisa air dimasukkan kembali ke dalam botol.
Gambar 4. Kertas dibasahi dengan kultur NPS hingga seluruh kertas basah oleh air


Ulat hongkong diletakkan di atas kertas.
Gambar 5. Ulat hongkong diletakkan ke dalam bak yang sudah ada NPS-nya.
Dengan cara ini maka nematode akan menginfeksi ulat hongkong. Nematoda akan berkembang biak di dalam inang itu sehingga akhirnya ulat mati. Jangan lupa diberi sedikit pellet untuk makanan ulat hongkong.


Bak plastik ditutup dan diinkubasi selama 2 hari.
Gambar 6. Bak plastik ditutup dan diinkubasi selama 2 hari.
Dalam waktu 2 hari, ulat yang terinfeksi akan mati. Ulat yang mati karena terinfeksi nematode berwarna coklat cerah. Ulat mati yang berwarna hitam atau coklat tua bukan mati karena infeksi nematode.
Gambar 7. Ulat yang mati karena nematode.


Siapkan bak lain untuk tempat panen nematode. Dalam bak itu diletakkan tempat alas gelas kecil yang diletakkan dalam posisi terbalik. Tambahkan air di dalam bak tersebut. Kemudian tutup alas gelas dengan kain putih bersih. Basahi juga kain tersebut.
Gambar 8. Alat gelas yang diletakkan dalam posisi terbalik.


Ulat yang mati karena nematode dipilih dan dipisahkan dari ulat-ulat yang lain. Ulat-ulat tersebut diletakkan di atas kain yang telah disiapkan sebelumnya.
Gambar 9. Ulat yang mati terinfeksi nematode diletakkan di atas kain basah.
Gambar 10. Ulat mati terinfeksi nematode di atas kain basah.
Kemudian ulat ini dibiarkan hingga 21 hari. Nematoda akan berkembang biak di dalam tubuh inang. Ketika cairan tubuh inang mulai habis, nematode akan keluar dari tubuh inang dan akan mengikuti air ke bawah nampan. Pada hari ke-16 nematoda akan mulai keluar. Hal ini ditunjukkan dengan air yang mulai keruh. Pindahkan air yang telah keruh ini ke dalam botol penyimpanan. Tambahkan lagi air ke dalam bak plastik. Ulat akan keluar lagi pada hari ke-18 dan 21. Setelah 21 hari ulat sudah kering dan nematode sudah tidak lagi ada di dalam ulat.
Nematoda di simpan di dalam botol.
Gambar 11. Nematoda di simpan di dalam botol sebelum dipakai.
Satu botol NPS dilarutkan untuk 2 tangki penyemprot. NPS ini siap disemprotkan ke padi di lahan.


Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari karena nematoda rentan terhadap sinar matahari dan kekeringan.Hanya dibutuhkan waktu satu malam untuk NPS agar dapat menemukan hama penggerek batang padi.
NPS ini diformulasikan menjadi bioinsektisida dengan bahan pembawa berupa spon. Spon yang berisi NPS sudah ada dalam bentuk  kemasan siap pakai dan dengan harga yang terjangkau.Produk ini cukup dibeli 1 kali saja,selanjutnya dapat dengan mudah untuk diperbanyak sendiri .Produk ini bisa didapatkan di Universitas Jember,atau dapat menghubungi BBP-OPT Jatisari untuk keterangan lebih lanjut.


sumber: http://isroi.wordpress.com/ ,http://erlanardianarismansyah.wordpress.com/

MENGATASI HAMA WERENG COKLAT




                                                    sumber gambar: http://erlanardianarismansyah.wordpress.com/



Ledakan hama wereng terjadi di sebagian besar lahan sawah di Kabupaten Karawang,bahkan sudah mengakibatkan kembalinya virus tungro /penyakit kerdil yang sudah lama tidak terjadi di Karawang.Banyak biaya yang sudah dihabiskan oleh para petani untuk mengatasinya,tetapi yang terjadi adalah sebaliknya,hama makin mengganas.Sebaiknya para petani berpikir ulang, mengapa dengan penyemprotan berbagai macam merk pestisida,masih belum dapat mengatasinya.Penyemprotan pestisida yang berlebihan menyebabkan semakin imun atau kebalnya hama tersebut.Yang terjadi di karawang adalah penggunaan pestisida kimia di atas ambang batas pemakaian yang akan dengan sendirinya meracuni tanah dan air yang ada di dalam tanah.

Kita tahu masyarakat Karawang masih banyak yang menggunakan air tanah,memang belum ada pengecekan terhadap air tanah yang digunakan,jadi belum dapat diketahui seberapa tinggi tingkat pencemarannya.Perlahan dengan pasti, kita meracuni bukan hanya diri kita sendiri,tetapi keseluruhan keluarga kita,seperti yang kita ketahui pestisida yang ada di dalam tanah dan air,tidak dapat terurai secara otomatis,harus digunakan penanganan tertentu,dengan dimasak matangpun,yang terbunuh hanya kuman,tetapi cemaran kimia masih tetap ada .

Tulisan ini dibuat atas dasar kecemasan akan masa depan masyarakat Karawang, dengan mengkonsumsi hasil tanaman dan air yang tercemar,akan menyebabkan timbulnya wabah penyakit baru.

Ada cara yang lebih arif,yang dapat ditempuh oleh para petani Karawang,dengan cara penggunaan agents hayati dan pestisida nabati,agents hayati adalah penghalau hama dengan menggunakan mikroorganisme  dan jamur yang menjadi musuh hama tersebut seperti Beauvaria sp yang efektif untuk hama wereng coklat dan walang sangit,Corynebacterium untuk mengatasi penyakit kresek.Sedangkan pestisida nabati adalah pestisida yang dapat dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kita,mudah didapat dan terjangkau harganya seperti buah berenuk,umbi gadung racun,jahe,lengkuas,sambiloto,mimba,jengkol,mengkudu,dan masih banyak lagi. Dengan penggunaan agents hayati dan pestisida nabati ini selain bertani dengan biaya rendah,kita juga tidak mencemari lahan dan air,setidaknya kita mewariskan hal-hal yang baik bagi generasi penerus kita.

Agents hayati bisa didapat di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBP-OPT) yang berlokasi di Jatisari. Agents hayati ini harganya sangat terjangkau dan efektifitasnya setara dengan pestisida kimia, dan satu lagi keunggulannya adalah dapat diperbanyak sendiri,ya betul,dibuat sendiri oleh para petani,selain caranya mudah juga dapat menekan biaya.

Berdasarkan pengalaman kami yang menggunakan agents hayati Beauvaria sp,tanaman padi kami tidak terserang hama wereng,karena bisa buat sendiri,kami dapat melakukan penyemprotan awal sebagai langkah pencegahan.Mengingat hal ini,kami menghimbau kepada para petani Karawang agar segera beralih ke produk yang aman bagi lingkungan.

Perbaikan kondisi lahan sawah dengan pemakaian pupuk kompos jerami sebagai pupuk dasar,kompos kotoran hewan sebagai pupuk tambahan,berikut pupuk cair yang kita bisa buat sendiri sekaligus pestisida buatan sendiri akan membawa hasil yang jauh lebih baik daripada yang sekarang ini.

Ada alternatif yang bagus dan baik sekaligus murah bagi para petani untuk menanam padi.
Mudah-mudahan tulisan ini  dapat disampaikan pada para petani yang dikenal,semoga petani Karawang bisa sejahtera,tidak ada yang mampu mengubah dunia tanpa keterlibatan anak muda,semoga harapan kami ini bisa tercapai.

Sabtu, 02 Oktober 2010

SENI MENGGAMBAR SAWAH DARI JEPANG

Teringat kembali pada gambar-gambar yang dibuat dari tanaman padi  pada lahan sawah di Jepang.Kreativitas yang luar biasa dari seorang pegawai desa akibat permintaan dari atasannya untuk menarik wisatawan agar mau berkunjung ke desa yang lebih banyak areal sawahnya.Mengingat Karawang juga memiliki lahan sawah yang luas,kenapa tidak dimanfaatkan untuk hal yang sama.Tulisan ini dibuat agar semoga ada juga seniman lukis Karawang yang tergerak untuk awalnya sekedar meniru kreativitas orang Jepang untuk memaksimalkan fungsi sawah,bukan hanya untuk bercocok tanam tetapi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai area rekreasi.Usaha pelestarian sawah juga harus dilakukan,karena banyak sawah Karawang yang telah berubah fungsinya menjadi perumahan dan pabrik.Apa lagi Karawang terkenal dengan nilai keseniannya yang tinggi.Banyak orang Karawang sendiri yang tidak tahu bahwa hingga saat ini mempunyai banyak juara kesenian yang diselenggarakan di Bandung.Semoga ini dapat menggugah kreativitas seniman Karawang.Siapa tahu kelak nanti wajah si Cepot ada di lahan sawah Karawang.




 Hasil lainnya:














Dilihat dari dekat



Dilengkapi juga dengan orang-orangan sawah yang menarik perhatian wisatawan.








sumber: http://www.jepang.net/2010/07/seni-padi-menggambar-sawah.html

MEMBUAT KOMPOS JERAMI

Kerap kali petani dibuat bingung dan pening dengan kondisi tanah sawah yang dimilikinya,jumlah pupuk yang digunakan selalu bertambah,jika tidak ditambah,tanaman padi miliknya tidak sebagus musim yang lalu.Mungkin mereka lupa,bahwa tanaman padi menyerap unsur-unsur hara  yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya.Tetapi yang mereka lakukan adalah terus melakukan pemupukan yang berlebihan,akhirnya sampai pada titik jenuh,di mana penambahan pupuk malah membawa penurunan hasil panen.

Kondisi yang sebenarnya terjadi adalah kondisi miskin bahan organik pada tanah.Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Tanah,bahwa kandungan bahan organik di sebagian besar areal persawahan di pulau Jawa telah menurun drastis hingga tersisa hanya 1 % saja.Sedangkan persyaratan yang ideal adalah kandungan bahan organik sebesar 5%.Kondisi penurunan ini terjadi karena berbagai sebab antara lain efisiensi pupuk yang rendah,artinya pupuk yang diberikan tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal,karena tidak dapat terurai secara maksimal oleh mikroba tanah.Keberadaan mikroba-mikroba tanah ini sangat sedikit jumlahnya karena tidak adanya pemasukan bahan organik ke dalam tanah,penggenangan air pada lahan sawah yang menyebabkan kondisi anaerob,padahal dalam perkembangannya, mikroba juga membutuhkan udara,dan penggunaan pestisida di atas ambang batas ketentuan penggunaannya,juga pemasukan solar dan bahan-bahan kimia lain ke lahan sawah,semuanya ini akhirnya menciptakan lingkungan yang tidak nyaman bagi pertumbuhan mikroba tanah.

Maka tak heran,tanah sawah menjadi tidak subur.Tanpa disadari oleh petani,karena kurangnya tingkat penyuluhan pengetahuan kepada mereka,semua yang selama ini mereka berikan kepada tanah, secara tidak langsung membuat sawah kehilangan kesuburannya.Tetapi semua ini belum terlambat untuk diperbaiki,dengan niat dan kerja keras,kesuburan tanah akan dapat dipulihkan secara perlahan dan berkesinambungan.Dengan kemajuan tekhnologi dan hasil penelitian dari Institut Pertanian Bogor,salah satu lembaga penelitian pertanian, yang reputasinya tidak diragukan lagi,banyak cara-cara penanganan yang sehat dalam pertanian, yang akhirnya  membawa peningkatan pola berpikir petani dalam bercocok tanam.

Kami sendiri sangat yakin,bahwa lahan sawah pertanian di Karawang,sebenarnya sangatlah subur. Adapun alasannya  adalah melihat dari banyak produk pertanian yang mengklaim dapat menaikkan hasil panen tanpa penambahan kompos dan bahan organik lain. Secara logika,pasti akan kita pertanyakan mengapa?apa bedanya dengan pupuk npk yang biasa digunakan petani,apakah pupuk cair itu begitu ajaibnya,begitu hebatnya sehingga mampu menyulap hasil panen menjadi meningkat drastis.Sempat hal ini kami pertanyakan pada salah satu produsen pupuk cair organik yang mengklaim hal ini,ternyata dari jawabannya dapat kami tarik kesimpulan,pupuk cair yang dijual itu,bisa begitu hebat, karena produk ini mengandung mikroba pelarut fosfat yang akan mengurai fosfat di tanah. Memang benar fosfat yang diberikan selama ini ,tidak dapat diuraikan secara keseluruhan, mengikat pada tanah. Dapat dilihat pada tanah sawah yang berwarna merah,keras,apabila berjalan di atas tanah tersebut,seperti berjalan di atas pecahan kaca.

Menurut kami, ternyata benar selama ini orang tua dulu selalu bilang harta karun ada di bawah tanah,pada kenyataannya memang petani selama ini menabung fosfat yang berguna bagi tanaman,ada di dalam tanah,jadi sebenarnya petani karawang itu mempunyai harta yang tidak ternilai jumlahnya,asalkan dapat dimanfaatkan. Jadi yang dibutuhkan adalah mikroba pelarut fosfat.Hanya dari sisi kami mempunyai prinsip tak mungkin ada perbaikan lahan sawah tanpa adanya penambahan kompos dan bahan organik.


Limbah dari hasil panen padi sangat berlimpah, berupa jerami,sekam,bekatul.Semuanya dapat dimanfaatkan untuk mengembalikan kesuburan tanah.Prinsipnya dari tanah kembali ke tanah dan zero waste,tidak ada yang tidak dimanfaatkan. Mari kita coba dulu dengan limbah berupa jerami.


Jerami 




limbah yang satu ini jumlahnya sangat besar,kira-kira besarnya 1,4 kali hasil panen.Selama ini jerami dibakar begitu saja,petani telah membuang salah satu komponen yang sangat penting bagi lahan sawah.Salah satu bahan baku termurah yang ada ,yang bisa dijadikan kompos dasar.Dulu kesulitan pengaplikasian jerami ini,adalah harus dicacah terlebih dahulu, tapi itu mah sudah jadul. Dengan teknologi yang terkini, jerami dapat langsung dijadikan kompos, tanpa harus dicacah terlebih dahulu. IPB mengeluarkan produk dengan merk dagang PROMI, mempunyai kemampuan mendekomposisi jerami secara langsung di lahan sawah,tanpa adanya penambahan bahan-bahan organik lain,cukup dengan jerami saja.Ini dapat menghemat waktu dan mempermudah kerja petani yang ingin memanfaatkan jerami sebagai pupuk dasar.


Dengan memanfaatkan jerami sebagai bahan baku kompos,berarti petani turut serta dalam menjaga lingkungan dan iklim global.Seperti sering diberitakan bahwa pembakaran jerami akan melepas gas metan yang dituding sebagai salah satu penyebab anomali iklim atau efek rumah kaca.Ada juga yang membenamkan jerami secara langsung ke tanah sawah,cara ini bukannya tidak bagus,hanya tidak efektif,bagi yang sudah menerapkannya,pasti bilang bagus padinya hanya mudah rebah.Lebih baik  dan efektif jika jerami dijadikan kompos terlebih dahulu,untuk membantu mikroba-mikroba tanah untuk langsung mengurai zat hara yang ada pada jerami.Penguraian jerami secara langsung di lahan sawah akan membutuhkan waktu yang lama,jadi tingkat efektifitasnya kurang.


Kompos jerami dapat dibuat setelah proses pemanenan dilakukan, juga langsung dibuat di lahan sawah  tersebut.Alat-alat yang dibutuhkan antara lain:
1. Sabit / parang
2. Cetakan pagar yang terdiri dari 4 bagian, 2 bagian berukuran 2 m x 1 m,sedangkan 2 bagian lainnya  berukuran 1m x 1m
3. Ember untuk menampung air
4. Air yang cukup untuk membasahi jerami
5. Aktivator PROMI
6. Ember untuk  menyiramkan PROMI
7. Tali plastik 1 gulung
8. Plastik penutup.biasanya digunakan plastik mulsa hitam perak


Tahap pembuatan (dicopas dengan seijin sumber dari:http://isroi.wordpress.com/)

1. Siapkan bak dan air. Masukkan air ke dalam bak. Kemudian larutkan aktivator sesuai dosis yang diperlukan ke dalam bak air. Aduk hingga aktivator tercampur merata.
                                             menyiapkan air
                                      Gambar 1. Menyiapkan air untuk pengomposan jerami.
                                                    aktivator promi
                Gambar 2. Aktivator dimasukkan ke dalam bak air sesuai dosis yang diperlukan.
                                             mengaduk-aduk promi
                                            Gambar 3. Aduk aktivator hingga tercampur merata.
2. Siapkan cetakan dari bambu. Pasang cetakan tersebut. Sesuaikan ukuran cetakan dengan jerami dan seresah yang tersedia. Apabila jerami cukup banyak cetakan dapat berukuran 2 x 1 x 1 m. Namun bila jerami sedikit cetakan bisa dibuat lebih kecil dari ukuran tersebut.
                                   menyiapkan cetakan
                               Gambar 4. Siapakan cetakan kompos yang dibuat dari bambu.
3. Masukkan satu lapis jerami ke dalam cetakan. Jika tersedia dapat dimasukkan pula kotoran ternak. Jerami atau seresah yang berukuran besar dipotong-potong terlebih dahulu dengan parang.
                                                    jerami dari sisa panen padi
     Gambar 5. Masukkan jerami dan bahan-bahan lain lapis demi lapis ke dalam cetakan kompos        
4. Siramkan aktivator yang telah disiapkan merata dipermukaan jerami.
                                              jerami dari sisa panen padi
                     Gambar 6. Setiap lapis tumpukan disiram dengan aktivator secukupnya.
5. Injak-injak agar jerami padat.
                                                jerami dari sisa panen padi
                   Gambar 7. Setiap lapis tumpukan jerami diinjak-injak agar padat.
6. Tambahkan lagi satu lapis jerami/seresah.
7. Siramkan kembali aktivator ke tumpukan jerami tersebut dan jangan lupa injak-injak agar tumpukan menjadi padat.
8. Ulangi langkah-langkah diatas hingga cetakan penuh atau seluruh jerami/seresah telah dimasukkan ke dalam cetakan.
9. Setelah cetakan penuh, buka tali pengikatnya dan lepaskan cetakannya.
                                      jerami dari sisa panen padi
                         Gambar 8. Tumpukan jerami yang siap ditutup dengan plastik.
10. Tutup tumpukan jerami tersebut dengan plastik yang telah disiapkan.
                                           jerami dari sisa panen padi
                             Gambar 9. Tumpukan jerami ditutup dengan plastik.
11. Ikat plastik dengan tali plastik agar tidak mudah lepas.
12. Kalau perlu bagian atas jerami diberi batu atau pemberat lain agar plastik tidak terbuka karena angin.
13. Lakukan pengamatan suhu, penyusutan volume, dan perubahan warna tumpukan jerami.
14. Inkubasi/fermentasi tumpukan jerami tersebut hingga kurang lebih satu bulan.
                      jerami dari sisa panen padi
                               Gambar 10. Tumpukan diinkubasi selama satu bulan.

Pengamatan Selama Fermentasi

Selama masa fermentasi akan terjadi proses pelapukan dan penguraian jerami menjadi kompos. Selama waktu fermentasi ini akan terjadi perubahan fisik dan kimiawi jerami. Proses pelapukan ini dapat diamati secara visual antara lain dengan peningkatan suhu, penurunan volume tumpukan jerami, dan perubahan warna.
Suhu tumpukan jerami akan meningkat dengan cepat sehari/dua hari setelah inkubasi. Suhu akan terus meningkat selama beberapa minggu dan suhunya dapat mencapai 65-70 oC. Pada saat suhu meningkat, mikroba akan dengan giat melakukan penguraian/dekomposisi jerami. Akibat penguraian jerami, volume tumpukan jerami akan menyusut. Penyusutan ini dapat mencapai 50% dari volume semula. Sejalan dengan itu wana jerami juga akan berubah menjadi coklat kehitam-hitaman.
                                          jerami dari sisa panen padi
     Gambar 11. Tumpukan jerami akan mengalami penyusutan selama masa fermentasi.


Mengatasi Masalah yang Terjadi Selama Fermentasi


Masalah Pengomposan Jerami yang Paling Sering Ditemui
Saya ingin menekankan masalah pengomposan
ini, karena hampir selalu ditemui pada teman-teman yang baru pertama kali mengomposkan jerami, yaitu:
KURANG AIR.Kompos jerami biasanya kurang air pada bagian tengahnya.Oleh karena itu sangat saya sarankan untuk selalu memeriksa kompos pada minggu
pertama.Periksa sampai bagian dalam, kalau kering. Tambahkan air secukupnya, kemudian kompos ditutup kembali.
Jika setelah dua atau tiga hari tidak terjadi peningkatan suhu, atau tidak terjadi penyusutan volume selama proses fermentasi kemungkinan proses penguraian mengalami hambatan. Proses penguraian berjalan lambat atau bahkan tidak berlangsung sama sekali. Jika hal ini terjadi maka diperlukan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan ini.
Buka plastik penutup. bongkar dan amati tumpukan jerami tersebut. Apakah tumpukan tersebut kering atau ada bagian-bagian yang kering? Apakah tumpukan jerami tersebut terlalu basah? Apakah muncul bau yang kurang sedap? Apakah tumpukan jerami tersebut dingin atau panas?
Apabila tumpukan jerami kering, tambahkan air secukupnya. Kalau perlu lakukan pembalikan. Apabila jerami terlalu basah dan muncul bau tidak sedap, lakukan pembalikan dan jika perlu tambahkan bilah-bilah bambu yang diberi lubang untuk menambah aerasi.

Panen dan Aplikasi Kompos Jerami


                                                  jerami dari sisa panen padi
  Kompos jerami yang sudah jadi: warna coklat kehitaman, lunak dan volumenya menyusut.
Kompos yang telah cukup matang ditandai dengan adanya perubahan fisik jerami. Perubahan itu antara lain:
  • Jerami berwarna coklat kehitam-hitaman,
  • lunak dan mudah dihancurkan,
  • suhu tumpukan sudah mendekati suhu awal pengomposan,
  • tidak berbau menyengat, dan
  • volume menyusut hingga setengahnya.
Kompos jerami yang sudah memiliki ciri-ciri demikian berarti sudah cukup matang dan siap diaplikasikan ke sawah. Kompos jerami diaplikasikan di tempat di mana jerami tersebut diambil.
                                           jerami dari sisa panen padi
                            Padi yang dipupuk dengan kompos jerami tumbuh lebih subur.
Jika ada yang ingin mengetahui proses pembuatannya lebih lanjut,tersedia juga VIDEO CARA PENGOMPOSAN JERAMI:

                                                       Pengomposan jerami bagian 1                      

                                                     Pengomposan jerami bagian 2


                                                      Pengomposan jerami bagian 3

Cara bercocok tanam dengan menggunakan kompos jerami adalah cara bercocok tanam yang murah,mudah dan sehat. Dengan menggunakan kompos jerami yang setara dengan hasil panenan, akan mengurangi setengah dari penggunaan pupuk npk biasa.Dengan cara ini,dapat menekan biaya yang diperlukan sekaligus memperbaiki kesuburan tanah.Pengurangan penggunaan pupuk kimia secara bertahap,dapat dilakukan sedini mungkin,karena bagaimanapun harga pupuk dunia tidak akan turun,mengingat semakin bertambahnya populasi penduduk dunia.Melalui penggunaan kompos dan bahan organik lainnya dan mengurangi penggunaan pupuk kimia,berarti petani turut serta juga menghemat anggaran belanja pemerintah yang digunakan untuk mengimpor bahan baku pembuatan pupuk dari luar negeri.Menutup tulisan ini,kami mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada mas isroi,yang  sudah mengijinkan kami untuk menggunakan tulisan beliau untuk dihadirkan ke petani Karawang.Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kemajuan petani Karawang.